Rabu, 28 September 2016



Catatan harianku
Suara knalpot mulai bising
Teriakan para kenek dan calo angkot
Gemuruh dengusan kereta Rangkas
Peluit peluit pengatur jalan
Kumandang pedagang kaki lima menjajakan barangnya
Orang gila menjadi idola
TSSB ……..( telaten saat saat begini ) judi masa kini
Kawanku ………
Sibuk bermain kartu
Mengadu nasib dengan ………(harapan dan mimpi mimpi )
Lupa waktu lupa mantu
Bagaimana ini ? kataku
 

Siang ini …………
Kamis Pon malam Jum'at Wage
Malam satu Romadlon
Seribu Empat Ratus sebelas Hijriyah
Malam satu Poso
Seribu sembilan ratus dua belas pada tahun HE
Malam lima belas Maret ,
Seribu sembilan ratus sembilan puluh satu Masehi
Di pinggir jalan kereta Jakarta - Merak
Kavling atas Serpong ,Tangerang ,Jabar waktu itu
Aku lahir
"Marsudi luhur ing Jiwo" namaku
Saudara saudaraku,teman temanku
Menyambutku dengan harap harap cemas
Seperti menunggu nomer lotre
Waktu berjalan sepihak
Tak perdulikan aku ,
Dari detik ke menit ,dari menit ke jam ,
Dari hari ke minggu ,dari minggu ke bulan ,
Dari bulan ke tahun ,kini aku berusia tiga tahun ,
Aku mulai bersolek ,berjalan ,belajar ngomong ,
Orang pun mulai mengenalku
Dadaku bergambar bintang ,
Bintang lima yang ada didada Gatotkaca ,
Kutang gundil Onto kusumo,
Terbang ke mana mana ,ada di mana mana ,
Bersama siapa saja
Sakti mandra guna ,otot kawat balung wesi
Tangguh dalam menempuh dan mengarungi kehidupan
Sinar ke emasan memancar dari sembilan penjuru
Berputar setiap waktu ,mengembalikan kea rah takdir
Mengikuti putaran roda kehidupan ,
Bagaikan cakra wicaksononya Sri Batoro Kresno !
Memancar ke setiap celah ,mengalir ke setiap lubang
Delapan penjuru mata angin dan stu kesempatan
Di tengahku ada lambing cinta ,merah putih
Berani berniat suci ,meraih cita cita ,
"Migunani Marang Liyan ,Ora Gawe Kapitunaning Liyan ,Marsudi Luhurr Ing Jiwo"
Biru Langit warna bajuku ,coklat tanah warna celanaku
Berpijak pada kebijaksanaan ,tinggi cita cita dan harapanku
Aku berjalan menyusuri jalan sepi
Menembus mega ,menerjang awan
"Maju terus pantang mundur , Berakit rakit ke hulu ,Berenang renang ketepian
Aku mencari diriku sendiri , di gundukan sampah
Di meja meja judi ,di pasar ,di meja para dukun ,
Di tukang ramal ,dibotol minuman ,di celoteh anak anak kecil
Aku selalu bertanya siapa aku ?
Aku selalu bertanya siapa bapakku?
Siapa ibuku ?
Di mana aku ?
Di mana engkau ?
Di mana siapa?
Aku berjalan terus ,mengikuti guratan cahaya cahaya
Meski tertatih tatih aku tetap berjalan ,
Tidak akan berhenti sebelum ajal tiba
Sumber: http://mushollaalmubarok.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar