Sabtu, 05 November 2016

Catatan Harianku



CATATAN HARIANKU

Empat puluh kali empat puluh hari.

Sobat yang budiman, ini adalah kisah perjalanku di dalam mengamalkan Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah Ponpes Suryalaya ,ke inginan menulis ini semata mata sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang aku peroleh dan semoga kisah kisah yang aku tulis bisa memberi manfaat bagi sobat yang membaca tulisan ini entah itu yag mengenalku ataupun yang belum mengenalku……. Amiin.
Sobat yang budiman ,aku adalah seorang perantau, awal merantau ke Jakarta ikut Om /Pak Lik dari jalur kakek( Bpk Tarmidi sekarang beliau di semanan Kali deres Jak Bar),beliau membuka usaha Kompeksi di tahun 80-an ,dan pada tahun 1985 aku pindah ke serpong sampai sekarang .
Pada tahun 1993 aku belajar Dzikir Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah PonPes Suryalaya .
Kisah di bawah ini adalah sebagian dari banyak kisah yang saya alami selama empat puluh kali empat puluh hari pertamaku di dalam mengamalkan TQN Ponpes Suryalaya.
Awalnya biasa saja aku berdagang rokok di grobog rokok di pinggir jalan raya serpong tepatnya di depan pasar serpong,sehingga pada saatnya ada pelebaran jalan ,dan otomatis tempat dagangku kena gusur ,dan itulah awal mulanya saya tidak punya pekerjaan alias menganggur.

Yang aku kerjakan di saat itu adalah Sholat,Dzikir,Khotaman ,menghadiri Manakib serta amaliyah amaliyah lain sesuai dengan petunjuk yang ada di kitab Uquudul Jumaan dan kitab pemandu lain yang di terbitkan oleh PonPes suryalaya.
Sehingga tetangga yang tidak suka mulai mencibir , menjelek jelekan bahkan sampai ada yang menghinaku ,dan pasti mereka lewat belakang artinya tidak berani di depanku ,hanya satu dua yang kadang menyindir di depanku,walaupun begitu aku hanya bisa tersenyum walaupun senyum getir yang ku alami .
Masa masa itulah masa terasa teruji sangat berat keyakinanku terhadap amaliyah TQN.
Aku hanya berkumpul dengan jama’ah,serta temen temen dekatku ,karena memang sejak tahun 1991 aku sudah mengadakan pengajian Yasinan ,dan untuk menghindari hinaan orang lain (atas saran temen temen yang mengerti keadaanku).
Saat itulah syaitan mulai menggerogoti keyakinan ku tentang amaliyah TQN,namun aku balas tipu daya syaitan dengan siang puasa serta malamnya amaliyah sesuai dengan panduan amaliyah TQN .
Sehingga pada suatu hari seorang sahabat mengajak ku pergi ke pulau seribu dalam rangka mencari dagangan, dan saat perjalan menyeberang ke pulau untung Jawa itulah Allah menolongku dengan menjawab keraguaanku tentang amaliyah TQN,di saat kapal berlayar cepat “MAKA TIBA TIBA ADA SEEKOR IKAN KECIL YANG LOMPAT DI PANGKUANKU “sejenak aku terkagum dan bingung ,namun tiba tiba hatiku bergetar rasa takjubku semakin bertambah seakan aku ada di dunia yang lain ,sehingga aku merasakan ke Agungan Allah dan saat itu seakan ikan itu berkata “ MAS ,AKU SING CILIK BAE ISO URIP NENG SEGORO SING OMBONE ORA UKURAN ,MOSOK SAMPEAN SING MENUNGSO KUWATIR URIP NENG DARAT ,KAN KABEH WIS ONO PENGURIPANE DEWE DEWE SOKO NGERSANE ALLAH KANG MURBO ING DUMADI“ ( Mas,aku yang kecil saja bisa hidup di laut yang luasnya tak terukur ,masak anda yang manusia kuwatir/ragu hidup di darat,kan semua sudah ada garis hidupnya masing masing dari kehendaknya ALLAH yang Maha Agung),aku tersadar dan perahu pun mendarat di pulau Untung Jawa di kepulauan Seribu.
Aku teringat sekali peristiwa itu sampai sekarang dan selalu memotivasi diriku di saat syaitan menyelinap untuk melemahkan keyakinanku .
Alhamdulillah saat aku menulis kisah ini anaku yang pertama sedang menimba ilmu di IAILM PonPes Suryalaya,Tasikmalaya semester lima ,yang ke dua sedang menimba ilmu di Pon Pes AZZAINIYAH ,Nagrog Salabintana Sukabumi kelas satu Aliyah dan yang ketiga berusia enampuluh hari (lahir 19 Desember 2010).
Sampai ketemu pada kisah yang lainnya ….SEMOGA BERMANFAAT AMIIN .
(by RT 531)
NB: sekarang Nop 2016:anak yang pertama sudah lulus ,yang ke dua semester tujuh IAILM,ketiga Tk IslamAl Alif Serpong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar